Langsung ke konten utama

Jalan yang Bersimpang: Dua Kutub dari Rahim Ikhwan

Di tahun 1960an, ketika masa-masa petinggi Ikhwanul Muslimin dipenjara, terbit dua buku penting: "Du'at Laa Qudhat" dari Hassan Hudaiby dan "Ma'alim fith Thariq" dari Sayyid Qutb. Yang disebut kedua terbit lebih dulu.

Masa-masa itu adalah masa yang berat bagi Ikhwan. Mereka dikhianati oleh orang yang justru mereka dorong untuk tampil sebagai pemimpin Mesir waktu itu, Gamal Abdel Nasser. Nasser adalah mantan anggota Nizham Khas, satuan paramiliter Ikhwan. Bersama Sadat dan beberapa perwira lain waktu itu, dan dengan dukungan penuh dari Ikhwan (yang baru saja kehilangan pemimpin besarnya Hassan Al-Banna), ia menggulingkan Raja Farouk dan mendeklarasikan pemerintahan baru. Setelah krisis politik era Naguib, Nasser tampil sebagai pemimpin baru. Ia mulai membangun front baru, mengeksklusi Ikhwan secara politik, dan akhirnya, setelah insiden percobaan pembunuhan oleh delapan aktivis Ikhwan di Al-Manshiya tahun 1954, Nasser memerintahkan penangkapan besar-besaran terhadap tokoh-tokoh Ikhwan. Al-Hudaiby dan Qutb tentu saja berada di antara daftar pertama dari mereka yang ditangkap.

Penjara menjadi tempat mempersatukan aktivis-aktivis Ikhwan. Tapi, penjara jualah yang menjadi tempat 'berpisah'-nya mereka. Pada tahun 1964, Qutb menulis buku berjudul "Ma'alim fi Thariq" (bahasa Inggris: Milestone) yang intinya menegaskan jalan juang Jihad Islam. Kehidupan yang keras di penjara semakin meradikalkan pemikiran Qutb. Namun, setahun sesudahnya, muncul sebuah buku lain yang secara tidak langsung 'menyanggah' buku Qutb ini, ditulis oleh Mursyid 'Am Ikhwan saat itu, Hasan Hudaybi, berjudul "Du'at Laa Qudhat". Ia menjadi terkenal dengan pernyataan itu (Nahnu Du'at wa Lasna Qudhaat) dan sering dikutip oleh ilmuwan yang mempelajari Ikhwan sebagai awal mula Moderate Islamism.

Perdebatan dari balik jeruji penjara Mesir itulah yang menjadi cikal bakal persimpangan dua jalan besar gerakan Islam: Ikhwan dan Jihadi.

Pada awal 1970an, Mesir mengalami pergantian rezim. Kematian Nasser disusul oleh pengangkatan Anwar Sadat -yang lebih moderat- sebagai Presiden Mesir. Di saat yang bersamaan, Hassan Al-Hudaybi meninggal dan mengakibatkan perpindahan tampuk kepemimpinan Ikhwan ke Umar Tilmisani. Warisan yang diberikan oleh Al-Hudaybi memberikan "warna" tersendiri bagi moderasi Ikhwanul Muslimin di masa kepemimpinannya. Tilmisani adalah seorang putera dari tuan tanah di Mesir. Untuk ukuran aktivis Ikhwan saat itu, ia tergolong berada. Tilmisani mulai merancang perubahan strategi dakwah Ikhwan: dari perebutan kekuasaan, menjadi okupasi ruang-ruang publik di masyarakat. 

Dibantu oleh seorang pendakwah terkenal bernama Abbas as-Siisi, ia mulai merekrut banyak aktivis mahasiswa yang di kemudian hari menjadi tokoh intelektual yang menguasai sindikat-sindikat profesional di Mesir. Di antara aktivis mahasiswa yang 'terjaring' itu adalah Essam Al-Erian, Abdul Mun'im Abul Futuh, Muhammad Habib, Ibrahim Al-Za'farany, Issam Sultan, dan Abul A'la Al-Mady. Hampir semua nama tersebut (kecuali Al-Erian) dikeluarkan dari Ikhwan setelah revolusi Mesir karena menyelisihi pendapat Maktab Irsyad soal calon presiden.

Momentum ini disebut-sebut oleh pengamat gerakan Islam sebagai titik balik gerakan Ikhwanul Muslimin. Hezam Kandil menyebutnya sebagai "counter-hegemonic strategy", yang mengingatkan kita pada konsep "perang posisi" a la Gramscian. Di saat inilah Ikhwan mulai berkenalan dengan kapitalisme, sindikat profesional, hingga bisnis-bisnis yang punyalinkage dengan Barat. Generasi Ikhwan pada masa ini adalah generasi yang tidak lagi mempersoalkan "Barat" sebagai lawan -sebagaimana dipahami dulu oleh Al-Banna dan sangat didengungkan oleh Qutb- tetapi menjadikan ajaran dan ilmu-ilmu Barat sebagai ajang untuk mengonsolidasikan kekuatan. Ikhwan tumbuh menjadi oposisi yang kuat, bukan dari dalam gedung parlemen, tetapi dari kampus, mesjid, dan pasar.

Tapi dari sini jua, muncul persimpangan jalan. Digantungnya Qutb bukan berarti ide-idenya mati. Justru, dengan Ma'alim fi Thariq, ia membangkitkan gelora gerakan-gerakan jihad yang oleh ilmuwan liberal disebut "Islamic Fundamentalism". Pemikirannya mula-mula diterima luas oleh aktivis mahasiswa Ikhwan di Mesir yang kemudian memisahkan diri dari induknya, kemudian membentuk perkumpulan baru bernama Jama'ah Islamiyah. Perkumpulan ini dipimpin oleh seorang Syaikh tunanetra yang sangat kharismatik, Omar Abdul Rahman. Salah satu faksi lain yang lebih radikal, kemudian terlibat pembunuhan Sadat, menamakan diri mereka Al-Jihad. Nama yang sangat terkenal dari kelompok ini adalah Ayman Al-Zawahiri. Dua faksi ini menjadi kelompok pertama yang mengembangkan ide-ide Qutb pada basis ideologi gerakan mereka. Yang lebih minoritas, tapi juga menyebar ke seluruh dunia, ada Hizb at-Tahrir, pimpinan Abdul Qadim Zallum dan Taqiyuddin Nabhani.

Sudah tentu, kelompok ini sangat berseberangan dengan ide-ide "moderat" Hudaybi dan menarik garis batas dengan kelompok Tilmisani.

Di kemudian hari, Sayyid Qutb benar-benar "hidup" dalam serangkaian gerakan. Di Afghanistan, seorang aktivis  ituIkhwan pengagum Qutb yang bernama Abdullah Azzam mengorganisir perlawanan Jihad Global melawan pendudukan Sovyet. Seruannya segera diikuti oleh seorang milyarder Arab Saudi bernama Usamah bin Laden yang kelak akan menjadi "teroris nomor satu" di Amerika Serikat. Menurut pengakuan jurnalis Lawrence Wright, Bin Laden sempat bergabung dengan Ikhwan di masa mudanya dan membaca buku Hudaybi. Ia segera tertarik dengan Qutb. Seruan Qutb menjadi penyemangat para mujahidin, hingga akhirnya Sovyet diusir, pemerintahan baru terbentuk, dan jihad menjadi gerakan yang sangat berbahaya bagi "negara kafir".

Seruan Qutb ditafsir dengan sangat sederhana -tapi kemudian terbukti sangat berbahaya bagi kekuatan politik global: Mereka (yang beragama lain) yang menindas umat Islam, adalah Kafir dan harus diperangi. Menggelora bukan? Qutb menjadi father of Islamic Radicalism, kata majalah Foreign Affairs, dan menjadi semacam "Lenin" bagi gerakan jihad Islam.

Sehingga, ketika Ikhwan mulai berkenalan dengan kapitalisme dan membangun basis kekuatan dari jalan yang moderat dan demokratis, Jihadi juga berkembang dari sisi jalan yang sangat berlawanan. Wacana Ikhwan kemudian diambil dengan sangat cantik oleh orang-orang Turki, yang dengan sukses menggeser hegemoni Kemalis dengan jejaring bisnis dan "borjuis Anatolia", menjadikan partai Ikhwan yang dipimpin oleh Recep Erdogan sebagai partai berkuasa. Di Turki, partai AKP pimpinan Erdogan justru menjadi yang terdepan dalam aksesi ke Uni Eropa, membuka pintu investasi seluas-luasnya, dan menjadi partai yang sangat terbuka bagi kapitalisme Barat.

Sementara di sisi seberang jalan, kaum Jihadi menjadi yang terdepan dalam gerakan melawan kapitalisme global yang dipimpin Amerika Serikat. Mereka berjihad dari Afghanistan ke Somalia, Chechnya, Iraq, sampai terlibat dalam global war on terrorism.Mereka mengharamkan demokrasi dan memboikot produk-produk Amerika. Mereka bahkan tak jarang "berseteru" dengan saudara kandung mereka yang berjalan di atas jalur demokratis.

Dua sisi ini menjadi fakta yang menarik bagi para penstudi Timur Tengah, wa bil khusus gerakan-gerakan Islam. Sudah barang tentu, tak bisa melihat Islam hanya dengan kacamata "benturan peradaban" model Huntington atau "global war on terror" model Zachary Abuza atau Sidney Jones. Bahkan, bagi gerakan-gerakan Islamis sendiri, Islam tak bisa ditafsiri secara tunggal. Interpretasi dan latar belakang historis menjadi variabel yang sangat penting. Dan artinya, analisis yang sangat esensialis model Roy, Huntington, Tibi, atau Abdullahi An-Na'im menjadi ketinggalan zaman.

Di kemudian hari, Ikhwan sendiri mulai mengalami persimpangan jalan. Kaum-kaum muda hasil didikan As-Siisii, Tilmisani, dan Masyhur mulai mengambil jalan non-mainstream,menantang "faksi tua" di Ikhwan, membentuk poros sendiri. Lahirlah Partai Wasat dan, di kemudian hari, Al-Tayar Al-Masry atau Gerakan Pemuda 6 April. Di sisi yang lain, ada orang-orang tua seperti Al-Beltagy, Khairat Al-Shater, Muhammad Badie, dan Mahmoud Ghozlan (saudara ipar Al-Shater) yang menguasai Maktab Irsyad, berpikir dengan percampuran Al-Banna dan separoh Qutb soal Mesir masa depan. Dan Sampai hari ini, dinamika internal di tubuh Ikhwan masih terus terjadi, dengan segala kerumitannya.

Dinamika tak hanya berjalan di negeri Firaun. Bahkan di luar, dinamika serupa juga berlangsung. Antara Erdogan dan Erbakan, Nik Aziz dan Anwar Ibrahim, hingga Ghoul dan kompatriotnya di Aljazair. Generasi ini bukan lahir begitu saja. Mereka lahir dari persilangan antara didikan agama dengan modernitas yang dihadapidi luar sana. Generasi ini adalah generasi 'perjumpaan' Islam dan Modernitas, yang tentu saja menawarkan beragam respons dan proses. 

Tapi ada satu hal yang pasti: bahkan di Ikhwanul Muslimin sendiri, perbedaan pendapat dan faksionalisasi itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Jadi, bagi para aktivis Islam, tentu tak perlu 'membunuh' mereka yang berbeda, hanya karena doktrin dari pimpinan, bukan?

Wallahu A'lam bish Shawwab.

oleh: Ahmad Rizky M. Umar
*) Penulis berterima kasih kepada mas Akbar Tri Kurniawan (Jurnalis Tempo) atas usulan judulnya.

Artikel ini ditulis pertama kali pada bulan September 2012. 

Komentar

Postinga Terpopuler

SOP DM II Sleman 18-22 November 2015

bisa diunduh di link berikut: Download SOP DM2 Sleman atau dibaca secara langsung di bawah ini: _______________________________________________________________________ STANDAR D OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PESERTA DAURAH MARHALAH II PENGURUS DAERAH KAMMI SLEMAN TAHUN 2015 _______________________________________________________________________ A.             Gambaran Umum Daurah Marhalah 2 (DM 2) merupakan daurah yang berfungsi sebagai sarana seorang kader untuk menjadi AB 2 KAMMI. Yang bertujuan : 1.     Membangun militansi/jiddiyah kader . 2.     Membangun komitmen kader dalam gerakan dakwah . 3.     Melatih kader berfikir dan bersikap kritis . 4.     Membangun jiwa kepemimpinan kader . 5.     Membangun karakter sya k hsi y yah da ’ iya h. 6.     Membangun pemahaman kader tentang metodologi dakwah . 7.     Melatih kader untuk membangun sebuah tim dakwah yang solid . 8.     membangun pemahaman tentang pluralitas di Indonesia . 9.     Membangun pem

SOP DPMK Sleman 2016

STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PESERTA DAUR AH PEMANDU MADRASAH KAMMI (DPMK) PENGURUS DAERAH KAMMI SLEMAN TAHUN 2016 A.             Gambaran Umum Daurah Pemandu Madrasah KAMMI (DPMK) merupakan daurah yang berfungsi sebagai sarana seorang kader untuk menjadi pemandu di KAMMI. Yang bertujuan : 1.     Mewujudkan kader yang memahami aspek-aspek pembinaan. 2.     Menyiapkan pemandu MK 1 yang handal, terampil, simpatik, dan memahami metode dakwah yang baik. B.             T ema Grand tema          : Membumikan Membina Tema DPMK        : Membina sebagai Manifestasi Penguatan Ideologi Kader C.             Persyaratan Calon Peserta D PMK . 1.     Sudah lulus D M2 KAMMI. 2.     Siap membina kader KAMMI. 3.     Siap membantu dalam menjalankan alur kaderisasi KAMMI. 4.     Menyerahkan berkas/penugasan yang ditetapkan panitia. 5.     Mengikuti seluruh alur daurah. 6.     Mendapatkan rekomendasi keikutsertaan dari pengurus komisariat atau penguru

Lembaran Baru Kepengurusan KAMMI Daerah Sleman Periode 2015/2016

YOGYAKARTA- Kepengurusan Pengurus Harian (PH) KAMMI Daerah Sleman periode 2013/2015 resmi digantikan dengan kepengurusan KAMMI Daerah Sleman periode 2015/2016 pasca terselenggaranya musyawarah daerah (Musyda) KAMMI Daerah Sleman pada Sabtu-Ahad (20-21/6) yang bertempat di ruang kuliah lantai II Islamic Center Al Muhtadin, Seturan. Rakhyan Risnu Sasongko (24), mahasiswa UNY terpilih sebagai Ketua KAMMI Daerah Sleman periode 2015/2016. (Humas KAMMI)

List Calon Peserta DM2 Sleman

Salam Perjuangan. Selamat kepada Calon Peserta DM2 Sleman 18-22 November 2015 1. Asrul Manoppo -  Al-hikmah 2. Ainuddin - Amikom 3. Mudita Rahayuningsih - Amikom 4. Alfin Siddik Amrullah Buton - Amikom 5. Shelvia Agustina - Bantul 6. Muh. Alfian Sukron - IAIN Kendari 7. Nuroniah - Ibnu Khaldun 8. Vina Yusriana - Madani Jakarta 9. Jaka Prima Putra - Palembang 10. Nurul Fitriah - Sahabat, Jember 11. Dilla Nurfadillah - SSG 12. Anggita Putri Irawan - SSG 13. Tegar Gumilar - Sukabumi 14. Andhik A. Haryawan - UGM 15. Gian Habib Syah - UGM 16. Kemal Lazwar Irkhami - UGM 17. Muhammad Hanif Suyuthi - UGM 18. Muchlas Abdi Pratama - UGM 19. Naufal Ibnu Amzani - UGM 20. Hanif Yoga Pratama - UGM 21. Miftah Farid Bramantyo - UGM 22. Yunita Sakinatur - UGM 23. Arif Rahman Pulungan - UGM 24. Muh. Ridlo - UGM 25. Brigade Izzudin Al Qassam - UII 26. Hajrin Fauziyah - UII 27. Dice Indriani - UII 28. Asep Saepulah - UIN Suka 29. Umair Shoddiq - UIN Suka 30.

Pilkada Sleman; Stop Politik Uang

Pilihan Jadwal Wawancara

Salam perjuangan. Semoga rekan2 sekalian selalu dlm keadaan sehat & bugar. Kepada semua calon peserta DM2 Sleman dr DIY yg telah lolos tahap pemberkasan, t ahap slanjutnya adl tahap wawancara (makalah & resensi buku), Berikut informasinya: 1. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober - 8 November. Setiap harinya ada 3 termin waktu : Pukul 08.00 - 10.00 : Maskam UIN Pukul 15.30 - 17.30 : Maskam UGM (Segi 8) Pukul 19.30 - 21.00 : Taman Kuliner Condong Catur 2. Jadwal Wawancara ditentukan oleh panitia (Lihat di tabel) 3. Setiap peserta akan diberikan dua pilihan jadwal oleh panitia, yang harus dipilih salah satu. Setelah memilih jadwal, silahkan konfirmasi ke Akh Ficky (085641969741) 4. Peserta yang tidak bisa pada dua jadwal yang diberikan oleh panitia, silahkan meminta tukar jadwal dengan peserta lain, dengan menghubungi peserta tersebut LANGSUNG,  jangan tanya ke panitia. Setelah jadwal fix, konfirmasi ke Akh Ficky (085641969741) 5. Saa

PENGUMUMAN Daftar Peserta DM2 Sleman 2015

Berdasarkan seluruh rangkaian seleksi (pendaftaran, berkas, dan wawancara—uji makalah dan tugas baca), dan juga syuro Perangkat dan SC Dauroh Marhalah 2 Sleman, maka nama-nama di bawah ini adalah nama yang lolos menjadi peserta Dauroh Marhalah 2 Sleman, 18-22 November 2015.  No Nama Komsat/Kammda 1 Achmad Ansorullah Amikom Yogya 2 Agus susilo UIN Walisongo 3 Ahmad Juni M. UPN 4 Akhmad ASA Yahdian UIN Suka 5 Al Faaiziin Al Mahfudz UMY 6 Andhika Haryawan UGM 7 Anggita Putri SSG 8 Anindrio UNY 9 Arif Nur M. Semarang 10 Arif Rahman Pulungan UGM 11 Arina Shafa

Coming Soon DM2 Sleman

Segera hadir, pogram daurah oleh Pengurus Daerah KAMMI Sleman 2015 Daftarkan dirimu!