Langsung ke konten utama

Postingan

Jalan yang Bersimpang: Dua Kutub dari Rahim Ikhwan

Postingan terbaru

Imajinasi Kejayaan Gerakan Mahasiswa

Aspirasi  untuk menurunkan Susilo Bambang Yudhoyono dari kursi presiden bukan hanya lantang disuarakan para politisi, namun juga gerakan mahasiswa (GM). Memang masih dini untuk menyimpulkan bahwa aspirasi GM murni berasal dari keprihatinan mereka atau berasal dari titipan para politisi. Meski demikian, ada yang lebih penting ketimbang merunut apakah aspirasi GM murni atau tidak, yakni mengukur kekonsistenan GM dalam memperjuangkan aspirasinya itu. Kumulasi berbagai persoalan—terutama kinerja pemerintah dalam mengantisipasi dan menangani bencana alam akhir-akhir ini—mengakibatkan mudahnya masyarakat secara luas kecewa. Jadi, kekecewaan terhadap pemerintahan SBY selama dua periode bukan hanya monopoli politisi atau aktivis GM. Belum lagi sebagian masyarakat sering menolak ekspresi beroposisi terhadap pemerintah apabila hanya diwujudkan dalam gerakan-gerakan politik praktis, padahal saat yang sama jaminan perbaikan yang ditawarkan justru terlewatkan. Akibatnya, baik pemerintah ataupun pen

Tradisi Kultural KAMMI

  Jika melihat rentang sejarah, kita akan mempelajari bahwa dinamika perubahan sosial merupakan interaksi dari empat elemen utama: manusia, ide, ruang dan waktu. Manusia adalah pusat dari perubahan karena ia adalah pelaku atau aktor dimana ruang dan waktu merupakan panggung pertunjukkannya. Ide menjadi penggerak manusia dalam seluruh ruang dan waktu. Setiap kali ada perubahan yang penting dalam ide-ide manusia, maka kita akan menyaksikan perubahan besar dalam masyarakat mengikutinya. Manusia bergerak dalam ruang dan waktu secara dialektis, antara tantangan dan respon terhadap tantangan tersebut. Ide atau gagasan yang memenuhi benak manusia merupakan manifestasi dari dinamika dialektis itu. Hidup manusia bergerak dan terus bertumbuh karena ia merespon tantangan di sekelilingnya. Hasil respon baru itu selanjutnya melahirkan tantangan-tantangan baru yang menuntut respon-respon baru. (lihat Anis Matta, 2014).   “Kekanglah luapan perasaan dengan pandangan akal dan terangilah kecemerlangan a

Mengagungkan Akal, Menuhankan Logos: Catatan untuk Penisbat Radikal pada KAMMI

Nama Yahya ibn Ishaq al-Rawandi (827-911  M) terbilang amat asing dalam kajian filsafat Islam. Menurut Ibrahim Madkur dalam   Fii al-Falsafah al-Islaamiyyah , yang dinukil oleh A. Khudori Saleh (2014), Ibnu Rawandi tergolong murid cerdas dalam majelis kaum Muktazilah. Sayang, Ibnu Rawandi di kemudian hari berbalik arah menyerang kelompok lamanya itu. Tidak hanya itu, ia pun meragukan bahkan menyerang ajaran Islam. Prinsip kenabian, baginya, bertentangan dengan akal sehat. Demikian pula syariat-syariat yang dibawa Islam, tidak masuk akal. Akal sudah memadai untuk menggapai kebenaran tanpa harus melibatkan agama, sebab toh ia anugerah dari sang Maha Pencipta. Ibnu Rawandi begitu kesengsem pada filsafat. Filsafat, sebagaimana diyakini sebagian orang, tak lain aktivitas mencari kebenaran tertinggi. Sayang, akal kemudian mencampakkan keberadaan wahyu Ilahi. Melibatkan wahyu dianggap tidak keren. Sebaliknya, mencukupkan pada akal belaka malah dipandang keren: tengah beraktivitas bak filosof.

Kolaborasi KAMMI Sleman dan Yayasan AKU salurkan 2000 Eksemplar Al-Qur’an di Kota Pelajar

  Yogyakarta-Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pengurus Daerah Sleman berkolaborasi dengan yayasan Agen Kebaikan Ummat (AKU) melaksanakan gerakan Jelajah Kebaikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. (12/02/2021) Gerakan Jelajah Kebaikan diikuti oleh belasan Mahasiswa dari berbagai kampus di Sleman seperti Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPN “Veteran” Yogyakarta), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Institut Pertanian Stiper Yogyakarta (INSTIPER Yogyakarta), dan kampus lainnya. Ketua KAMMI Sleman, Imam Syaifu Wicaksono menyambut baik kolaborasi dengan mengatakan bahwa ia sangat senang dan berharap akan terus konsisten dalam berbuat kebaikan kepada masyarakat. “Saya sangat senang dan menyambut baik kolaborasi kebaikan ini. Semoga ini langkah awal kita untuk terus berbuat kebaikan kepada lebih banyak orang yang membutuhkan”, pungkas lelaki asli Ngaglik Sleman itu. Gerakan Jelajah Kebaikan menyalurkan Al-Qur’an yang berkisar 20